Senin, 03 Desember 2012

Kepariwisataan di Indonesia


     Menurut data World Economic Forum (WEF), daya saing pariwisata Indonesia dalam pasar pariwisata dunia dinilai masih rendah. Pariwisata Indonesia hanya berada di posisi 74 dari 139 negara. “Rankingnya di atas 100,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Elka Pangestu saat berdialog dengan anggota Bali Tourism Board di Denpasar, Kamis (12/4/2012).Menariknya, indikator terburuk adalah dalam soal infrastruktur dan kebersihan. Untuk indikator yang lain, Indonesia masih memperoleh ranking yang lumayan. Misalnya di urutan 39 untuk indikator budaya dan industri kreatif, di urutan 9 untuk 'nature' dan 'diversity' dan ranking 19 untuk 'service' dan 'hospitality'.Dengan kondisi yang ada, Marie optimistis mampu menggenjot wisatawan yang pada 2012 diharapkan mencapai 8 juta orang dan 10 juta pada 2014. “Kuncinya adalah melakukan promosi dan perbaikan yang terintegrasi,” ujarnya.Dana promosi pariwisata untuk tahun ini mencapai Rp 7 miliar. Dalam visi pemerintah pusat, promosi akan dilakukan dengan tagline `Wonderful Indonesia` dan daerah-daerah diminta untuk melakukan penyesuaian. “Jadi meski pun Bali sudah dikenal luas, kita mohon tetap berada dalam kesatuan dengan program kita,” ujarnya.Tagline promosi Bali “Shanti, Shanti, Shanti” atau `Peaceful Bali` misalnya bisa ditambahkan dengan `In Wonderful Indonesia`.Jakarta (29/11/2012) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyerahkan sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja sektor pariwisata. Sertifikasi diberikan kepada 21.500 orang tenaga kerja meliputi bidang hotel dan restoran, spa, usaha perjalanan wisata, pemandu wisata, jasaboga, MICE, pemandu wisata selam, pemandu ekowisata, pemandu wisata arung jeram dan pemandu museum. Dari jumlah tersebut, sertifikasi terbanyak diberikan untuk bidang hotel dan restoran sebanyak 9.590 orang, sementara yang terkecil adalah pemandu museum dengan jumlah 300 orang.Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu menilai sertifikasi dan standar kompetensi adalah penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya pariwisata dan mendukung daya saing pariwisata Indonesia.Selain itu, dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community tahun 2015 mendatang, mobilitas tenaga kerja termasuk di sektor pariwisata, akan semakin bersaing.  Maka SDM Indonesia harus bisa bersaing dan memiliki standar dan kompetensi yang diakui.“Sertifikasi memberikan pengakuan atas kompetensi tenaga kerja dan meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja pariwisata Indonesia sehingga menyumbang kepada daya saing industri pariwisata di dalam negeri maupun mengindikasikan kebolehan mereka untuk dapat berkarya di luar Indonesia,” jelas Mari Pangestu.Pelaksanaan kegiatan fasilitasi sertifikasi kompetensi ini adalah mandat Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan telah dituangkan dalam rencana strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012.  Tahun ini Kemenparekraf menargetkan sebanyak 15.000 dan jumlah mereka yang mendapat sertifikasi tahun ini adalah pencapaian yang positif untuk bisnis pariwisata, peningkatan daya saing, dan kualitas tenaga kerja di sektor pariwisata.

     “Sertifikat kompetensi memberikan kebanggaan bagi yang memilikinya, karena membuat lebih percaya diri. Pada tataran dunia kerja, dengan memiliki sertifikat kompetensi maka daya tawar akan gaji/upah menjadi berimbang. Bagi pengusaha, memiliki pegawai yang bersertifikat adalah aset dalam persaingan bisnis. Solusi saling menguntungkan seperti ini perlu ditumbuhkan,” imbuh Mari Pangestu.Melalui kegiatan penyerahan sertifikat kompetensi ini diharapkan menyatukan gerakan nasional semua komponen bangsa mulai dari unsur Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pengusaha, dan masyarakat untuk berbagi peran dan beban untuk mendorong peningkatan kompetensi tenaga kerja pariwisata.Mari Pangestu menambahkan untuk sektor ekonomi kreatif sertifikasi baru dberikan pada 2014. “Tahun 2013 kita akan menyiapkan terlebih dahulu infrastruktur pendukung kegiatan sertifikasi kompetensi. Sementara rintisan pengembangan standar kompetensinya sudah dimulai pada tahun ini,” ungkap Mari Pangestu.Dari tahun ke tahun jumlah tenaga kerja yang memperoleh sertifikasi pariwisata terus mengalami peningkatan. Tahun lalu jumlahnya mencapai 15.515 orang dari 9 bidang pariwisata yang melibatkan 9 lembaga sertifikasi. Sementara tahun 2010, sertifikasi diberikan kepada 5.000 orang dari 7 bidang pariwisata melalui 6 lembaga sertifikasi.Sekalipun jumlah tenaga kerja yang disertifikasi masih terbatas, akan tetapi “daya jual” tenaga kerja pariwisata Indonesia di tataran regional ASEAN dan juga internasional tergolong bagus, khususnya di bidang hotel dan restoran, dan spa. Banyak tenaga kerja asal Indonesia yang berhasil menjadi pimpinan usaha hotel dan spa di mancanegara, dan ini merupakan keunggulan kompetitif yang perlu dilanjutkan dan dipertahankan kualitasnya. Apalagi dengan berlakunya MRA (Mutual Recognition Arrangement) bidang pariwisata sejak 2009, upaya peningkatan kualitas harus dipelihara, agar tenaga kerja pariwisata kita tetap unggul di kawasan ASEAN.Pelaksana sertifikasi kompetensi bidang pariwisata pada tahun ini dilaksanakan oleh 9 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yaitu LSP Hotel dan Restoran di Jakarta, LSP Pariwisata Jakarta, LSP Pariwisata Nusantara di Bandung, LSP Pariwisata Indonesia di Bali, LSP Spa Nasionaldi Jakarta, LSP Cohe spa di Surabaya, LSP Pariwisata Nasional di Surabaya, LSP Wiyata Nusantara di Yogyakarta dan LSP MICE di Jakarta.Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif I Gde Pitana mengemukakan pentingnya Indonesia memiliki kualitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif yang mumpuni. Di satu sisi Indonesia memiliki keunggulan dengan mempunyai kuantitas SDM yang melimpah, akan tetapi di sisi lain kalau keberlimpahan ini tidak dikelola dengan baik kualitasnya, justru akan menimbulkan problem tersendiri. “Ini berarti kita dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Untuk melipatgandakan kemampuan melakukan sertifikasi, infrastruktur pendukungnya pun harus siap. Artinya, asesor harus diperbanyak dan demikian pula lembaga sertifikasi profesinya maupun tempat asesmen kompetensinya (TAK). Di lain pihak, mendorong tenaga kerja untuk sadar sertifikasi juga memerlukan dukungan pengusaha tempat dia bekerja, maupun pemerintah setempat dan masyarakat sekitar,” kata I Gde Pitana

     Ketika pariwisata itu didefenisikan industri maka tuntutan utamanya selain sumberdaya manusia adalah bagaimana menciptakan manajemen dan pola pemasaran yang mendukung. Manajemen pariwisata berhubungan dengan sumberdaya manusia, namun lebih dekat dengan upaya-upaya menjual pariwisata itu sendiri.Bila dibandingkan dengan bagaimana Bali dan Lombok, Borobudur, Taman Mini, serta Bromo di jual, maka pariwisata Indonesia Bagian Timur khususnya Banda masih jauh ketinggalan. Selama ini kebanyakan masyarakat mancanegara atau bahkan masyarakat Indonesia sendiri, lebih banyak mengenal obyek-obyek pariwisata di Indonesia Bagian Barat karena dari segi manajemen dan pemasaran, dikuasai oleh manajemen pariwisata di Indonesia Bagian Barat karena jaringan market pariwisata dengan sektor pendukung lainnya, seperti perusahaan perjalanan, hotel dan lokasi obyek wisata, selama ini telah dikuasai oleh jaringan yang ada di Indonesia Bagian Barat. Kadang, pandangan parsial dari daerah kunjungan wisata tertentu merugikan daerah lain. Umpamanya, ada upaya agar tamu wisata lebih lama tinggal di daerah tertentu dengan fasilitas tertentu pula. Hal ini mengakibatkan distribusi penyebaran wisatawan tidak merata dan lebih banyak dikuasai oleh daerah-daerah kunjungan wisata yang telah maju seperti di Indonesia Bagian Barat, sedangkan daerah wisata di Indonesia Bagian Timur hanya mendapat sisa-sisa atau buangan wisatawan dari Indonesia Bagian Barat. Penciptaan jaringan publikasi melalui media massa dan melalui berbagai pameran serta usaha lain yang pernah dilakukan oleh pemerintah dan swasta, secara kuantitatif dan kualitatif menguntungkan daerah-daerah kunjungan wisata di Indonesia Bagian Barat. Karena ada kecenderungan untuk lebih banyak mempublikasikan obyek wisata Indonesia Bagian Barat karena persoalan dana. Khususnya Banda, umumnya wisatawan mengunjungi Banda karena memperoleh informasi dari temannya yang pernah berkunjung ke Banda atau melalui literature yang dibaca atau bahkan melalui beberapa gambar yang dibuat oleh wisatawan yang pernah berkunjung ke Banda dan disebarkan di internet. Banyak di anatar mereka pula baru mengetahui Banda secaa kebetulan karena ia sudah berada di Ambon.Selama ini, jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan. Tahun 2011 jumlahnya mencapai 7.649.731 jiwa, meningkat 9,24 persen daripada tahun sebelumnya yang hanya 7.002.944 jiwa. Dari 16 negara lebih, turis asal Singapura paling banyak berkunjung ke Indonesia dengan jumlah 1.248.607 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 10,06 persen dibandingkan pada 2010 yang hanya 1.128.906 jiwa.Kedua, turis asal Malaysia dengan jumlah 1.037.310 jiwa. Naik 0,26 persen jika dibandingkan 2010 yang hanya 1.034.642 jiwa. Ketiga ditempati turis asal Australia dengan 886.495 jiwa, naik 21,28 persen jika dibandingkan 2010 yang hanya 730.941 jiwa.Turis asal China dan Jepang, masing-masing menempati urutan keempat dan kelima dengan 504.749 jiwa dan 415.088 jiwa. Masing-masing mengalami peningkatan 19,74 persen dan 2,24 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 421.528 jiwa dan 406.011 jiwa.Pada 2012, Kemenparekraf menargetkan total kunjungan 8 juta turis yang berasal lebih dari 16 negara. Rinciannya, Singapura 1,6 juta, Malaysia 1,3 juta, Jepang 450.000, Prancis 195.000, Belanda 160.000, Jerman 150.000, Rusia 100.000, Korea Selatan 230.000, Australia 1,1 juta, China 600.000. Selanjutnya, India 180.000, Taiwan 230.000, Amerika Serikat 210.000, Middle East (Timur Tengah) 160.000, Inggris 200.000, dan Filipina 280.000.

Sumber :

-Situs Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia : http://www.budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=16&id=2020

- http://www.dodydody.com/klien/banda/rubrik.asp?idrubrik=kendala

-Okezone.com Travel :
http://travel.okezone.com/read/2012/11/02/407/712809/turis-selandia-baru-dimanjakan-promosi-pariwisata-nusantara

Kamis, 29 November 2012

Contoh Berita


 Berita di bawah ini bukan merupakan berita fakta melainkan tidak benar alias "BOHONG".hehehe
Ini cuma contoh membuat berita yang sekaligus buat tugas ane,so....jika dalam kejadian di dalam berita tersebut banyak persamaan mohon di maafkan,thx!!!

Tabrakan Beruntun Tewaskan 10 Orang Lima Orang Sekeluarga
Bogor  – Sepuluh orang tewas dalam tabrakan beruntun di Jalan Raya Bogor Bekasi, Kabupaten Bogor, dini hari. Lima orang di antara mereka sekeluarga. Tabrakan melibatkan dua truk, satu bus, dan sebuah mobil pribadi.
Lima orang tewas adalah penumpang mobil kijang yang dikemudikan Joko, 25, warga Kranji,Bekasi,Jabar. Dia tewas seketika di lokasi kejadian bersama istrinya, Ny. Dina, 23, dua orang anaknya, dan seorang pembantu rumah tangganya, Tini, 25.
Sementara itu, lima orang korban tewas lainnya ialah Zainal, 28 dan Vian, 30, warga Cimuning, Mustika Jaya, Bekasi ; Tiwi , 23 , Arif, 24 , warga Cikiwul,Bantar Gebang,Bekasi dan seorang lagi yaitu Pandu,15,warga Rawa Lumbu,Bekasi ,semuanya adalah penumpang bus. Mereka tewas di lokasi kejadian. Selain sepuluh orang tewas, empat orang penumpang bus mengalami luka parah. Tiga korban dirawat di RSUD Bekasi, Kota Bekasi, yakni Puri, 51, warga Jati Asih, Bekasi ; Sari, 30, warga Jatimulya , Bekasi; dan Suki, 30, penduduk Cakung, Jakarta Timur. Seorang korban lainnya dilarikan ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur,Kota Bekasi.
Menurut Kanit Laka Satlantas Polres Bogor Bripka Pol Made, kecelakaan terjadi ketika bus  berupaya mendahului truk yang dikemudikan Bambang, 28, penduduk Mustika Sari, Bekasi. Bus jurusan Bekasi-Bogor datang dari arah timur dan berusaha mendahului truk yang melaju dengan kecepatan tinggi. Saat mendahului truk, bus yang sarat penumpang tersebut menabrak bagian belakang truk. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan muncul mobil kijang yang dikemudikan Joko, juga dalam kecepatan tinggi. Tabrakan antara bus dan mobil kijang tak bisa dihindari. Mobil kijang yang dihantam bus tersebut ditabrak dari belakang oleh truk tronton bermuatan galon air.
Truk tronton menyeret mobil kijang hingga terjerumus masuk sawah dalam posisi tertindih badan truk. “Mobil kijang ringsek dan penumpangnya tewas seketika,” ujar Made.

Contoh Opini di Komentari


SABTU, 22 SEPTEMBER 2012 | 18:08 WIB
Ditanya Soal Kemenangan Jokowi, Rhoma Bungkam

TEMPO.CO, Semarang-Raja dangdut Rhoma Irama tak mau memberikan komentar saat ditanya perihal hasil pemilihan gubernur DKI Jakarta yang dimenangi pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama versi hitung cepat berbagai lembaga.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVaMxw1wc-7P4VFHKBtZFHpXZdJmQPYRU2n8Zo_Na3P4Wde55yBQ6kZZ_qplUS5sEnuNPE4GoUxC_yNoBrWO4AGhg-I_SPj4xdISRLtly8sBgVwKO2oq66RUXfgUCIrkHA0Z40l-VpgJQ/s320/rhoma.jpg


“Jangan, janganlah. Nanti bias,” kata Rhoma Irama usai mengisi acara Workshop artis Jateng dan kajian isi siaran: “Mari Kota Wujudkan Musik Melayu-Dangdut yang Beretika dan Bermartabat”  yang digelar di Kampus Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Sabtu, 22 September 2012.

Rhoma yang sebelumnya bicara banyak dalam sesi konferensi pers soal perkembangan musik dangdut, tapi pada saat para juru tinta menanyakan soal kemenangan Jokowi-Ahok, ia tak mau menjawab.“Jangan. Itu saja dulu,” kata penyanyi dan pemain film itu. 

Nama Rhoma Irama mencuat dalam laga pemilihan Gubernur DKI Jakarta lantaran dituding melakukan ceramah yang menyudutkan salah satu calon gubernur. Pria yang bergelar Raja Dangdut itu dianggap menggiring jemaahnya untuk memilih calon incumbent Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, ketimbang calon lainnya, Jokowi.

Akibatnya Rhoma diperiksa Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta, pada Senin, 6 Agustus 2012 lalu. Tapi, Panwaslu kemudian memutuskan Rhoma bebas dari tuduhan. Karena Rhoma bukan juru kampanye pasangan Foke-Nara.
Dalam perhitungan cepat berbagai lembaga survei menunjukan pasangan Jokowi-Ahok justru unggul dibanding pasangan Fauzi Bowo-Nara.

ROFIUDDIN
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/22/230431266/Ditanya-Soal-Kemenangan-Jokowi-Rhoma-Bungkam

Komentar :
Kasus Rhoma Irama yang menyampaikan opini personal-nya mengenai pasangan calon pemimpin DKI Jakarta Jokowi-Ahok yang berhubungan dengan SARA, dalam hal ini mengkritisi agama Ahok selaku calon wakil gubernur DKI saat itu telah memunculkan opini publik tentang kredibilitas Rhoma Irama selaku publik figur. Opini publik yang keluar  adalah Rhoma Irama seolah-olah tidak  menghormati keberagaman Suku, Agama dan Ras yang ada di Indonesia. Selain itu, publik juga menjadi semakin beranggapan bahwa pasangan Jokowi-Ahok layak memimpin DKI Jakarta karena dalam pemberitaan media, tidak ada tanggapan yang signifikan dari pihak mereka mengenai opini personal yang dilontarkan oleh Rhoma Irama tersebut.Sebagai seorang publik figur,Rhoma Irama yang sekaligus juga tokoh agama seharusnya dia memberikan yang terbaik kepada publik Indonesia yang  menganut berbagai agama . Jangan samakan Negara Indonesia dengan Negara-Negara Islam , Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang setiap warga Negara berhak menyampaikan aspirasi  apapun.

Selasa, 20 November 2012

Contoh Feature


Ini hanya sebuah feature dari kisah nyata saya ,so…..maaf kalo ada nama yang sama atau peristiwa yang sama atau apapun dalam feature di bawah ini . Saya tidak bermaksud menyinggung atau apapun . Silakan di baca……

Jangan Pantang Mundur

Keringat yang menetes tak menghalangi terkembangnya semangat . Raut mukanya sedikit lelah, namun ia toh tak menggubrisnya. Dari Bekasi FS UG, Regie Ranjana bercerita tentang idealismenya dalam bercinta.

Lelaki berumur 21 tahun ini sekarang tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Indonesia di Universitas Gunadarma. Namun, pada transisi tahun 2009-2010, ia tak lebih dari seorang murid lulusan SMA Citra Nusantara  yang bimbang tentang percintaannya. Pada saat itu, wanita yang bernama Rikha selalu mneghantui pikirannya .

Mimpi untuk mencintainya tentu merupakan sebuah dilema karena wanita itu berwajah cantik sehingga sungkan untuk mendapatkannya . Mengandalkan keberanian jelas tak mungkin. Mental yang lemah hanya cukup mengkhayal saja .

Mengapa ia begitu ingin mencintainya? Bukankah dia tidak punya keberanian ?

“Mengikuti kata hati. Saat itu bukan lagi pertimbangan-pertimbangan ribet nan memusingkan, tetapi sudah dalam tataran jiwa. Tetapi memang ‘keinginan’ ada di wanita itu. Jadi, itulah keinginannya,” jawab pria yang akrab dipanggil Regie ini.

Awal Februari 2010 merupakan momen penting baginya. Saat itu, Regie menetapkan hati untuk serius mendapatkan cintanya . Berbekal keberanian yang di paksain , pria yang berdomisili Bekasi , ini nekat mendapatkan cintanya . Waktu luang sekecil apapun dimanfaatkannya untuk mengambil perhatiannya .  Targetnya jelas: untuk mendapatkan cintanya

Tiga bulan menyulap diri menjadi anak yang pemberani  sambil menyari perhatiannya kepada wanita itu terlihat seperti sebuah kegilaan tersendiri bagi Regie. Sempat ia berpikir bahwa ini merupakan suatu pertaruhan yang tak berguna. Realitas yang hadir dalam wacana ‘bagaimana cara bisa dekat dengannya?’ hadir untuk menghalangi idealisme yang mulai berkembang.

“Sebetulnya harapan saya sudah punah saat itu. Dan itu berhubungan dengan bagaimana caranya? . Namun, kali ini mentor saya berkata dengan lantang, ‘nanti aja dipikirin. Sekarang inti nya harus berani !! Emang, lu udah yakin bisa?’ Ucapannya bikin saya semangat lagi,” kenangnya.

Waktunya tiba. April 2010, ia kenalan lalu berbincang-bincang dengan wanita yang akrab dipanggil Rikha . Di lokasi , ia berdoa agar  Rikha inget dia selalu . Kian lama waktu berjalan ia pun sering bertemu dan ngobrol bersama bahkan sampai nganterin pulang ke rumahnya.

Segala puji bagi-Nya. Beberapa bulan setelah pendekatan, Regie menyatakan cinta kepadanya dan hari itu pun Rikha menerimanya menjadi pacarnya .“Waktu itu, saya langsung pegang tangan dia  sambil bilang “I Love You.”

Apa rahasia dibalik pencapaiannya selama ini?

“Rahasianya nggak ada...kecuali yakin sama kekuatan dahsyat kita sendiri dan percaya bahwa hasilnya nanti adalah yang terbaik buat kita. Nothing to lose, istilahnya.”

Sebagai penutup, dengan tatapan matanya yang cerah dan senyumnya yang khas, Regie berpesan untuk teman-teman yang mengalami lemah keberanian jangan pantang mundur (kejar terus).