Kamis, 29 November 2012

Contoh Berita


 Berita di bawah ini bukan merupakan berita fakta melainkan tidak benar alias "BOHONG".hehehe
Ini cuma contoh membuat berita yang sekaligus buat tugas ane,so....jika dalam kejadian di dalam berita tersebut banyak persamaan mohon di maafkan,thx!!!

Tabrakan Beruntun Tewaskan 10 Orang Lima Orang Sekeluarga
Bogor  – Sepuluh orang tewas dalam tabrakan beruntun di Jalan Raya Bogor Bekasi, Kabupaten Bogor, dini hari. Lima orang di antara mereka sekeluarga. Tabrakan melibatkan dua truk, satu bus, dan sebuah mobil pribadi.
Lima orang tewas adalah penumpang mobil kijang yang dikemudikan Joko, 25, warga Kranji,Bekasi,Jabar. Dia tewas seketika di lokasi kejadian bersama istrinya, Ny. Dina, 23, dua orang anaknya, dan seorang pembantu rumah tangganya, Tini, 25.
Sementara itu, lima orang korban tewas lainnya ialah Zainal, 28 dan Vian, 30, warga Cimuning, Mustika Jaya, Bekasi ; Tiwi , 23 , Arif, 24 , warga Cikiwul,Bantar Gebang,Bekasi dan seorang lagi yaitu Pandu,15,warga Rawa Lumbu,Bekasi ,semuanya adalah penumpang bus. Mereka tewas di lokasi kejadian. Selain sepuluh orang tewas, empat orang penumpang bus mengalami luka parah. Tiga korban dirawat di RSUD Bekasi, Kota Bekasi, yakni Puri, 51, warga Jati Asih, Bekasi ; Sari, 30, warga Jatimulya , Bekasi; dan Suki, 30, penduduk Cakung, Jakarta Timur. Seorang korban lainnya dilarikan ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur,Kota Bekasi.
Menurut Kanit Laka Satlantas Polres Bogor Bripka Pol Made, kecelakaan terjadi ketika bus  berupaya mendahului truk yang dikemudikan Bambang, 28, penduduk Mustika Sari, Bekasi. Bus jurusan Bekasi-Bogor datang dari arah timur dan berusaha mendahului truk yang melaju dengan kecepatan tinggi. Saat mendahului truk, bus yang sarat penumpang tersebut menabrak bagian belakang truk. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan muncul mobil kijang yang dikemudikan Joko, juga dalam kecepatan tinggi. Tabrakan antara bus dan mobil kijang tak bisa dihindari. Mobil kijang yang dihantam bus tersebut ditabrak dari belakang oleh truk tronton bermuatan galon air.
Truk tronton menyeret mobil kijang hingga terjerumus masuk sawah dalam posisi tertindih badan truk. “Mobil kijang ringsek dan penumpangnya tewas seketika,” ujar Made.

Contoh Opini di Komentari


SABTU, 22 SEPTEMBER 2012 | 18:08 WIB
Ditanya Soal Kemenangan Jokowi, Rhoma Bungkam

TEMPO.CO, Semarang-Raja dangdut Rhoma Irama tak mau memberikan komentar saat ditanya perihal hasil pemilihan gubernur DKI Jakarta yang dimenangi pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama versi hitung cepat berbagai lembaga.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVaMxw1wc-7P4VFHKBtZFHpXZdJmQPYRU2n8Zo_Na3P4Wde55yBQ6kZZ_qplUS5sEnuNPE4GoUxC_yNoBrWO4AGhg-I_SPj4xdISRLtly8sBgVwKO2oq66RUXfgUCIrkHA0Z40l-VpgJQ/s320/rhoma.jpg


“Jangan, janganlah. Nanti bias,” kata Rhoma Irama usai mengisi acara Workshop artis Jateng dan kajian isi siaran: “Mari Kota Wujudkan Musik Melayu-Dangdut yang Beretika dan Bermartabat”  yang digelar di Kampus Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Sabtu, 22 September 2012.

Rhoma yang sebelumnya bicara banyak dalam sesi konferensi pers soal perkembangan musik dangdut, tapi pada saat para juru tinta menanyakan soal kemenangan Jokowi-Ahok, ia tak mau menjawab.“Jangan. Itu saja dulu,” kata penyanyi dan pemain film itu. 

Nama Rhoma Irama mencuat dalam laga pemilihan Gubernur DKI Jakarta lantaran dituding melakukan ceramah yang menyudutkan salah satu calon gubernur. Pria yang bergelar Raja Dangdut itu dianggap menggiring jemaahnya untuk memilih calon incumbent Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, ketimbang calon lainnya, Jokowi.

Akibatnya Rhoma diperiksa Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta, pada Senin, 6 Agustus 2012 lalu. Tapi, Panwaslu kemudian memutuskan Rhoma bebas dari tuduhan. Karena Rhoma bukan juru kampanye pasangan Foke-Nara.
Dalam perhitungan cepat berbagai lembaga survei menunjukan pasangan Jokowi-Ahok justru unggul dibanding pasangan Fauzi Bowo-Nara.

ROFIUDDIN
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/22/230431266/Ditanya-Soal-Kemenangan-Jokowi-Rhoma-Bungkam

Komentar :
Kasus Rhoma Irama yang menyampaikan opini personal-nya mengenai pasangan calon pemimpin DKI Jakarta Jokowi-Ahok yang berhubungan dengan SARA, dalam hal ini mengkritisi agama Ahok selaku calon wakil gubernur DKI saat itu telah memunculkan opini publik tentang kredibilitas Rhoma Irama selaku publik figur. Opini publik yang keluar  adalah Rhoma Irama seolah-olah tidak  menghormati keberagaman Suku, Agama dan Ras yang ada di Indonesia. Selain itu, publik juga menjadi semakin beranggapan bahwa pasangan Jokowi-Ahok layak memimpin DKI Jakarta karena dalam pemberitaan media, tidak ada tanggapan yang signifikan dari pihak mereka mengenai opini personal yang dilontarkan oleh Rhoma Irama tersebut.Sebagai seorang publik figur,Rhoma Irama yang sekaligus juga tokoh agama seharusnya dia memberikan yang terbaik kepada publik Indonesia yang  menganut berbagai agama . Jangan samakan Negara Indonesia dengan Negara-Negara Islam , Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang setiap warga Negara berhak menyampaikan aspirasi  apapun.

Selasa, 20 November 2012

Contoh Feature


Ini hanya sebuah feature dari kisah nyata saya ,so…..maaf kalo ada nama yang sama atau peristiwa yang sama atau apapun dalam feature di bawah ini . Saya tidak bermaksud menyinggung atau apapun . Silakan di baca……

Jangan Pantang Mundur

Keringat yang menetes tak menghalangi terkembangnya semangat . Raut mukanya sedikit lelah, namun ia toh tak menggubrisnya. Dari Bekasi FS UG, Regie Ranjana bercerita tentang idealismenya dalam bercinta.

Lelaki berumur 21 tahun ini sekarang tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Indonesia di Universitas Gunadarma. Namun, pada transisi tahun 2009-2010, ia tak lebih dari seorang murid lulusan SMA Citra Nusantara  yang bimbang tentang percintaannya. Pada saat itu, wanita yang bernama Rikha selalu mneghantui pikirannya .

Mimpi untuk mencintainya tentu merupakan sebuah dilema karena wanita itu berwajah cantik sehingga sungkan untuk mendapatkannya . Mengandalkan keberanian jelas tak mungkin. Mental yang lemah hanya cukup mengkhayal saja .

Mengapa ia begitu ingin mencintainya? Bukankah dia tidak punya keberanian ?

“Mengikuti kata hati. Saat itu bukan lagi pertimbangan-pertimbangan ribet nan memusingkan, tetapi sudah dalam tataran jiwa. Tetapi memang ‘keinginan’ ada di wanita itu. Jadi, itulah keinginannya,” jawab pria yang akrab dipanggil Regie ini.

Awal Februari 2010 merupakan momen penting baginya. Saat itu, Regie menetapkan hati untuk serius mendapatkan cintanya . Berbekal keberanian yang di paksain , pria yang berdomisili Bekasi , ini nekat mendapatkan cintanya . Waktu luang sekecil apapun dimanfaatkannya untuk mengambil perhatiannya .  Targetnya jelas: untuk mendapatkan cintanya

Tiga bulan menyulap diri menjadi anak yang pemberani  sambil menyari perhatiannya kepada wanita itu terlihat seperti sebuah kegilaan tersendiri bagi Regie. Sempat ia berpikir bahwa ini merupakan suatu pertaruhan yang tak berguna. Realitas yang hadir dalam wacana ‘bagaimana cara bisa dekat dengannya?’ hadir untuk menghalangi idealisme yang mulai berkembang.

“Sebetulnya harapan saya sudah punah saat itu. Dan itu berhubungan dengan bagaimana caranya? . Namun, kali ini mentor saya berkata dengan lantang, ‘nanti aja dipikirin. Sekarang inti nya harus berani !! Emang, lu udah yakin bisa?’ Ucapannya bikin saya semangat lagi,” kenangnya.

Waktunya tiba. April 2010, ia kenalan lalu berbincang-bincang dengan wanita yang akrab dipanggil Rikha . Di lokasi , ia berdoa agar  Rikha inget dia selalu . Kian lama waktu berjalan ia pun sering bertemu dan ngobrol bersama bahkan sampai nganterin pulang ke rumahnya.

Segala puji bagi-Nya. Beberapa bulan setelah pendekatan, Regie menyatakan cinta kepadanya dan hari itu pun Rikha menerimanya menjadi pacarnya .“Waktu itu, saya langsung pegang tangan dia  sambil bilang “I Love You.”

Apa rahasia dibalik pencapaiannya selama ini?

“Rahasianya nggak ada...kecuali yakin sama kekuatan dahsyat kita sendiri dan percaya bahwa hasilnya nanti adalah yang terbaik buat kita. Nothing to lose, istilahnya.”

Sebagai penutup, dengan tatapan matanya yang cerah dan senyumnya yang khas, Regie berpesan untuk teman-teman yang mengalami lemah keberanian jangan pantang mundur (kejar terus).

Senin, 19 November 2012

GLOSARIUM

1. Target Marketing – Marketing activity aimed at a particular group of consumers within the overall total population.

2. Tourist – A consumer of tourism products.

3. Tour Guide - Someone whose job it is to show tourists around a place and explain its history, architecture etc.

4. Undifferentiated Marketing – A broad-brush approach to marketing in which the market is not subdivided into segments.

5. Up-Market – Products aimed at the more expensive, higher status end of the market.

6. Visitor Attractions – A single site, unit or entity which motivates people to travel to it to see, experience and participate in what it has to offer. They may be human-made or natural and can be physical entities or special events.

7. Value - The relationship between the benefits associated with a product or service and the costs of obtaining the product or service.

8. Word of Mouth – The process whereby consumers who have experienced a product or service pass on their views, both positive and negative, about the product or service to other people.

9. Wayfinding Signage - Signs to aid the public in orienting themselves geographically within a specific location and which identify functional units within the location.

10. Wholesale - Sale of travel products through an intermediary in exchange for a commission or fee generally at reduced tariffs.

GLOSARIUM

1. Psychocentrics – A term coined in 1977 by Plog referring to inwardlooking, low risk-taking, less adventurous tourists.

2. Psychographic – The analysis of people’s lifestyles, perceptions and attitudes as a way of segmenting tourism markets.

3. Purchase Decision – The process by which an individual decides whether or not to buy a particular type of product and then which specific brand to purchase.

4. Qualitative Research – Research which is concerned with customers’ attitudes and opinions which cannot be qualified.

5. Quantitative Research – Research which is concerned with the statistical data which can be measured and expressed numerically.

6. Reconnaissance - An on-site evaluation of an attraction or destination from the perspective of the customer. Best performed by an outsider who is not familiar with the location and who is trained in fair and scientific methods of evaluation.

7. Repositioning – The process by which organizations attempt to change the consumer’s perceptions of a product or service.

8. Resort - A place that many people go to for a holiday.

9. Seasonality – The distribution over time of total demand for a productor destination, usually expressed in terms of peak and off-peak seasons to distinguish between those times when demand is higher than average and vice versa.

10. Segmentation – The technique of dividing total markets into subgroups whose members share similar characteristics as consumers.

GLOSARIUM

1. Perceptions – The subjective interpretation by individuals of the data available to them, which results in them having particular opinions of, and attitudes towards, products, places or organizations.

2. Perishability – A characteristic of tourism products whereby they have very limited lives, after which they no longer exist and have no value. For example, an airline seat is no longer an existing saleable product once the aircraft has departed.

3. Phrase Book - A small book that contains useful words and phrases in a particular foreign language, used especially by tourists.

4. Point of Sale – Refers to techniques which are used at the point when tourists actually buy products or services to encourage higher sales. This could involve window displays in travel agencies .

5. Postmodernism – A sociological theory that has major implications, if it is a valid theory, for the study of consumer behaviour in tourism. It is based on the idea that in industrialized, developed nations, the basis on which people act as consumers has been transformed in recent years. The theory suggests the traditional boundaries, such as those between high-brow and low-brow culture and up-market and down market leisure activities are becoming blurred and are breaking down.

6. Post-Tourist – A tourist who recognizes that there is no such thing as an authentic tourism product or experience. To the post-tourist, tourism is a game and they feel free to move between different type sof apparently totally contrasting holidays, from an eco-tourism trip to Belize one year to a sun, sand, sea and sex trip to Benidorm the next year.

7. Product Extension- An add-on product or service, which enhances the experience of your product and generates additional revenue. Example - A state park that offers guided wildflower tours (for a fee).

8. Product Life Cycle - The cyclical pattern of demand for most products from “new and exciting” to “old and dated.” Almost all products (tourism and otherwise) have these cycles.

9. Product-Service Mix – The combination of tangible elements and service that is aimed at satisfying the needs of the target market.

10. Promotion – The techniques by which organizations communicate with their customers and seek to persuade them to purchase particular products and services.

GLOSARIUM

1. Motivation – Those factors which make tourists want to purchase a particular product or service.

2. Nature Tourism- Travel to unspoiled places to experience and enjoy nature.

3. Niche Marketing – The targeting of a product and service at a particular market segment which is numerically much smaller than the total market.

4. Off-peak – A period when demand for a product or service is habitually lower than at other times which are termed peak periods.

5. Off-site programming - Educational or interpretive activities conducted by agency personnel outside the agency’s unit jurisdictional boundary.

6. On-site Programming - Educational or interpretive activities conducted by agency personnel within agency’s unit jurisdictional boundary.

7. Outbound Tourism – Tourist trips from one’s own country to a foreign country.
 

8. Package Tour - A saleable travel product offering an inclusive price with several travel elements that would otherwise be purchased separately. Usually has a predetermined price, length of time and features but can also offer options for separate purchase.

9. Packager - Anyone organizing a tour including prepaid transportation and travel services, usually to more than one destination.

10. Partnership - Two persons who dance together. A relationship between one or more parties involving close cooperation in exercise of specific rights and responsibilities.